Semua berlalu-lalang
Tak terhitung
: merapat semakin sempit
pandang sudah merekat-
kemudi tak begitu lengang, lagi!
Sesak mata tak lagi mengap
Ku kira sudah terperangkap
Sungguh!
Semua masih berlalu
Entah kapan melalang?
Rindu menjadi murka-
Mati terasa tak nyaman!
Fatamorgana di setiap hari
Asap kebul....
Menjadi warna yang khas
Mimpi kota-
Begitu hilang saja di kepala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar