Rabu, 16 Juni 2010

if this kind of living longer, the more boring it seems? all have to be a fake, phony and fake. to track him down so hard, takes a long time to wander to find this truth. but ends with a blurry results later. ough better to be a tree that can hit all the storms in the face of this earth! but if there is no chance, the last choice is dying in eternity. than living in falsehood and cliches. I think the latter is the most sensible way out.

Jumat, 11 Juni 2010

long day and many memories, and before closing his eyes and fell asleep. I wanted to write a few words on a piece of paper with an ink pen that I am happy to live in love today. The next and another day will also always be like this. I would expect to hear a fairy tale before bedtime. amen

kepada Tuhan yang berada di mana saja, aku berucap dengan senyum kepadanya!

lelaki kecil

aku bersama anak lelaki kecil bermain komedi putar di pasar rakyat.
banyak tawa dan kebahagiaan yang terlontarkan.
malam ini sungguh bahagia!

Senin, 31 Mei 2010

Kamis, 29 April 2010

menunggu bintang

sudah begitu panjang malam yang ku lewati
begitu harap kepada Tuhan
untuk menuntunku menemukanmu
yang sudah lama hilang dari cengkram bola mataku

berharap bintang ku raih
sebagai pengganti dirimu
yang sudah sekian lama bisu
dan tak ada cerita

masih dengan harap aku menunggu bintang
yang enggan datang kepada ku
mencintaimu membuat diriku
sungguh, begitu mengerti cinta!

menunggu bintang di bukit lama
tempat jumpa pertama.
pengganti cintamu yang hilang untuk ku

Kamis, 14 Januari 2010

Filosofi Kematian

Tentang kematian
Ada yang menjadi Tanya!


Kami wujud semu
yang menanti Mu.
dengan romantisme ala Romeo dan Julia
di ujung jumpa
berbau tanah sebuah mistis
sebagai asal kami terjadi.

Ada yang menjadi Tanya!
dari kata yang enggan tersapa?
(Kematian)
ketika malam akhirnya tiba
menjadi batas tapal kehidupan kita.

Adalah filosofi kematian
menjadi tempat kata dermaga,
menjadi mimpi
yang bisu abadi.

Adalah Filosofi kematian
yang kita sadari.
hingga mati tak lagi menyedih perih
dan terbiasa.

Adalah Kematian menjadikan
Alasan paling tak biasa
Manusia bertuhan dan beragama.


Jogjakarta, 26 Desember 2009

Hujan, Jakarta 1996.



Aku berkaca pada hujan hari ini
Yang membasahkan guratan-guratan wajah.


Dengan secangkir teh hangat aku berteman
Kepada langit aku berbagi
Menatap, menunggu pelangi
Dan kepada cerita kembali terukir
Di masa kecil di bawah kaki rintik hujan.

Selalu ada cerita kala hujan turun
Dahulu, bersama payung: aku bercerita
Sebagai saksi seribu rupiah ku dapat
Dan nenek tak henti berteriak
Karena aku basah kuyub kehujanan.

Kini hujan datang lagi!
:Dengan aroma yang sama
Aku merasa di beranda
Depan rumah nenek
Yang selalu menitip rindu.

Jogjakarta, 19 November 2009